Rabu, 26 Oktober 2016

CARA MEMBUAT TUSUK FESTON

  1. CARA MEMBUAT TUSUK FESTON
    1.  Bergerak sedikit ke kanan (atau ke kiri bila menjahit dari kanan ke kiri) dan masukkan jarum ke ujung atas garis. Benang akan keluar langsung di bawah di garis bawah.
     
     
    2.Tarik benang melalui lingkaran yang baru terbentuk. Lingkaran harus berada di bawah benang yang keluar di atasnya. Anda baru saja menyelesaikan tusuk feston pertama Anda! Lanjutkan dengan jahitan berikutnya dengan bergerak ke kanan dan memasukkan jarum di garis ujung atas sekali lagi .
  2. Ketika Anda mencapai sudut, tusuk jarum diagonal ke bawah di seberang sudut. Anda bisa menjahit ke lubang yang sama dengan tusuk sebelumnya atau buat saja lubang di garis diagonal.
  3. Tarik benang melalui lingkaran seperti tusuk feston normal biasa. Setelah menusuk jarum ke bawah, tarik melalui lingkaran seperti ketika Anda menjahit sekeliling tepi. Anda kini telah menyelesaikan tusuk di sudut!
  4. Tusuk benang secara vertikal ke tepi selanjutnya. Tusuk berikut bisa di lubang yang sama seperti tusuk di sudut dan yang terakhir di tepi sebelumnya, atau bisa di lubang baru. Tusuk ini bisa dipilih sesuai keinginan Anda.

Bagian 3 dari 4: Menambah Benang Baru

  1. Tusuk jarum ke bawah seakan Anda memulai tusuk baru tetapi jangan selesaikan tusuk tersebut.
    • Apabila Anda menjahit satu lapis kain di sepanjang tepi atau menjahit dalam dari tepi, keluarkan benang di balik kain.
    • Apabila Anda menjahit dua lapisan kain sepanjang tepi kemudian tusuk jarum hanya melalui lapisan atas, sehingga benang lebih keluar di antara kedua kain.
  2. Tinggalkan lingkaran yang cukup untuk benang berikut melaluinya. Lingkaran tidak bisa longgar sehingga akan ada benang lebih, atau terlalu ketat sehingga tusuk berikutnya tidak bisa menangkap lingkaran seperti di dalam tusuk feston. Anda bisa menarik benang ke samping agar tertarik rata di ujung tusuk untuk menentukan seberapa longgar yang harus Anda tinggalkan.
  3. Buat simpul yang ketat sepanjang kain. Anda perlu membuat simpul tepat di tepi kain (di sisi belakang atau di antara dua kain) sehingga benang tidak terlalu longgar.
  4. Masukkan benang baru ke dalam jarum. Anda bisa memilih warna berbeda untuk jahitan selanjutnya sebagai variasi atau gunakan warna benang yang sama. Ikat simpul di ujung benang, di ujung benang yang lebih panjang atau menyatukan ke dua ujung dalam satu simpul.
  5. Mulai menusuk dengan benang lanjutan. Ini akan memulai jahitan dengan benang tambahan Anda.
    • Apabila Anda menjahit satu lapis kain di sepanjang tepinya, Anda harus mengikat benang pada simpul di ujung benang lama, sangkutkan keduanya.
    • Apabila Anda menjahit dua lapis kain di sepanjang tepinya, benang baru Anda harus mulai di antara dua lapisan dan keluar melalui bagian belakang kain.
    • Apabila Anda menjahit ke dalam dari tepi, benang baru Anda harus mulai sama seperti Anda memulai tusuk pertama, dari belakang ke depan sepanjang tepi bawah kain.[3]
  6. Masukkan jarum Anda dari bawah lingkaran longgar yang Anda tinggalkan dengan benang sebelumnya. Masukkan jarum Anda dari bawah lingkaran sehingga terlihat seperti tusuk atau jahitannya tidak terputus. Ini seperti Anda menyelesaikan bagian kedua dari tusuk feston dasar (menarik benang melalui lingkaran) dengan benang baru Anda.
  7. Tarik benang dengan kuat dan terus menjahit seperti biasa. Setelah menarik benang, tusuk jarum ke bawah sepanjang garis atas dan tarik melalui lingkaran seperti pada tusuk feston dasar.

Bagian 4 dari 4: Mematikan Jahitan

  1. Ulangi tusuk melalui lingkaran hingga sampai di ujung kain.
  2. Hubungkan tusuk terakhir Anda dengan tusuk pertama dengan menusukkan jarum miring di bawah tusuk pertama. Ini menyelesaikan semua tusuk menjahit tepi.
    • Apabila Anda menjahit ke dalam dari tepi, Anda tidak perlu tusuk bergeser ke bawah. Anda bisa menusuk jarum ke bawah melalui bagian belakang di sisi kanan tusuk terakhir Anda. Kemudian simpul benang di sisi belakang kain.
  3. Tusuk benang melalui bagian atas tusuk pertama Anda dan buat simpul di belakang. Ini akan menghasilkan dua benang di garis yang sama dan menyelesaikan jahitan Anda.
    • Apabila Anda menjahit dua lapisan kain di sepanjang tepi kemudian jangan tusuk jarum melalui bagian atas tusuk pertama. Lebih baik buat lingkaran dengan benang di bawah tusuk pertama sekali lagi dan sebelum menariknya dengan kuat, tusuk jarum melalui lingkaran untuk membuat simpul. Kemudian tarik dengan kuat.
  4. Tarik kelebihan benang. Potong benang tersisa agar jahitan Anda terlihat rapi.
    • Apabila Anda menjahit dua lapis kain di sepanjang tepinya, Anda bisa menusuk benang di antara kain dan keluar melalui bagian depan sekitar 2,5 cm dari tepi. Kemudian potong benang lebih dekat dengan lapisan atas kain. Tarik benang ke dalam, disembunyikan agar tidak terlihat.
  5. Tambahkan variasi bila diperlukan. Sekarang setelah Anda menguasai tusuk feston Anda bisa mencoba gaya baru dengan tampilan berbeda. Tusuk feston mungkin beragam seperti berikut:
    • Memiringkan jahitan bergantian ke kanan dan kiri
    • Buat dua atau tiga tusuk, kemudian beri jarak, kemudian ulangi lagi; atau
    • Menjahit baris ke dua di sekeliling tepi kain di atas yang pertama dengan warna benang yang berbeda.

Rabu, 12 Oktober 2016

sejarah purworejo

kabupaten Purworejo (Jawa: purwareja), adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukota berada di kota Purworejo. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Magelang di utara, Kabupaten Kulon Progo (Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di timur), Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Kebumen di sebelah barat.


Geografi

Bagian selatan wilayah Kabupaten Purworejo merupakan dataran rendah. Bagian utara berupa pegunungan, bagian dari Pegunungan Serayu. Di perbatasan dengan DIY, membujur Pegunungan Menoreh.
Purworejo berada di jalur utama lintas selatan Pulau Jawa. Kabupaten ini juga dilintasi jalur kereta api, dengan stasiun terbesarnya di Kutoarjo.

Sejarah

Prasasti Kayu Ara Hiwang ditemukan di Desa Boro Wetan (Kecamatan Banyuurip), jika dikonversikan dengan kalender Masehi adalah tanggal 5 Oktober 901. Ini menunjukkan telah adanya pemukiman sebelum tanggal itu. Bujangga Manik, dalam petualangannya yang diduga dilakukan pada abad ke-15 juga melewati daerah ini dalam perjalanan pulang dari Bali ke Pakuan. Sampai sekarang, kapan tepatnya tanggal ulang tahun berdirinya Kabupaten Purworejo, masih jadi bahan perdebatan. Ada yang berpatokan pada pada tanggal prasasti diatas, ada juga yang berpatokan pada diangkatnya bupati Purworejo I pada 30 Juni 1830.
Pada masa Kesultanan Mataram hingga abad ke-19 wilayah ini lebih dikenal sebagai Bagelen (dibaca /ba·gə·lɛn/). Saat ini Bagelen malah hanya merupakan kecamatan di kabupaten ini.
Setelah Kadipaten Bagelen diserahkan penguasaannya kepada Hindia-Belanda oleh pihak Kesultanan Yogyakarta (akibat Perang Diponegoro), wilayah ini digabung ke dalam Karesidenan Kedu dan menjadi kabupaten. Belanda membangun pemukiman baru yang diberi nama Purworejo sebagai pusat pemerintahan (sampai sekarang) dengan tata kota rancangan insinyur Belanda, meskipun tetap mengambil unsur-unsur tradisi Jawa. Kota baru ini adalah kota tangsi militer, dan sejumlah tentara Belanda asal Pantai Emas (sekarang Ghana), Afrika Barat, yang dikenal sebagai Belanda Hitam dipusatkan pemukimannya di sini. Sejumlah bangunan tua bergaya indisch masih terawat dan digunakan hingga kini, seperti Masjid Jami' Purworejo (tahun 1834), rumah dinas bupati (tahun 1840), dan bangunan yang sekarang dikenal sebagai Gereja GPIB (tahun 1879).
Alun-alun Purworejo, seluas 6 hektar, konon adalah yang terluas di Pulau Jawa

Pariwisata

Dalam bidang pariwisata, purworejo mengandalkan pantainya di sebelah selatan yang bernama "Pantai Ketawang", "Pantai Keburuhan (Pasir Puncu), "Pantai Jatimalang" didukung dengan gua-gua : "Gua Selokarang" dan "Sendang Sono", di Sendang Sono (artinya : Kolam dibawah pohon Sono) masyarakat mempercayai bahwa mandi disendang tersebut akan dapat mempertahankan keremajaan. Goa Seplawan, terdapat di kecamatan Kaligesing. Goa ini banyak diminati wisatawan karena keindahan goa yang masih asli dan juga keindahan pemandangan alamnya serta hasil buah durian dan kambing ettawa sebagai salah satu ciri khas hewan ternak di Kabupaten Purworejo. Disamping itu, terdapat juga air terjun "Curug Muncar" dengan ketinggian ± 40m yang terletak di kecamatan Bruno dengan panorama alam yang masih alami. gua pencu di desa ngandagan,merupakan bentuk benteng seperti gua pada zaman belanda;dan pada masa itu gua pencu pernah didatangi oleh presiden sukarno,tapi sekarang sudah tidak terawat karena kurang pedulinya aparatur pemerintahan desa,dan jika anda ingin menikmati suasana sejuknya alam anda d\tinggal melanjutkan perjalanan ke utara karena disana anda dapat menemukan hutan pinus yang sangat sejuk dan dingin engan panorama pegunungan dengan hamparan ladang petani yang permai, Geger menjangan sebelah kolam renang artatirta dengan panorama prgunungan yang asri dari puncak. Kawasan gunung tugel sebelah utara kutoarjo dengan panorama prgunungan yang asri dari puncak. Jalan Ketawang Kutoarjo tempat berlangsungnya Balapan motor tiap malam minggu dengan aksi-aksi yang menakjubkan kreasai motr anak-anak purworejo. Alun-alun kutoarjo berkumpulnya anak-anao purworejo basecamp bikers purworejo berbagai motor anak-anak purworejo yang full modivication.

Legenda

Tundan Obor: setiap musim penghujan, saat hujan rintik, pada senja hari (surup), terdengar suara bergemuruh seperti kentongan ditabuh di sepanjang kali Jali, dimana akan ditemukan beberapa barisan obor yang melayang sepanjang sungai Jali, dari Gunung Sumbing hingga ke pantai, sampai saat ini beberapa warga masyarakat masih meyakini hal ini (dan beberapa mengaku masih menyaksikan). Sebagai bagian dari daerah pesisir Pantai Selatan, legenda Nyi Roro Kidul juga beredar luas di kalangan penduduk.

Makanan khas daerah

Beberapa masakan dan makanan khas Purworejo antara lain:
  • Dawet Hitam: sejenis cendol yang berwarna hitam, sangat digemari pemudik dari Jakarta.
  • Tahu Kupat (beberapa wilayah menyebut "kupat tahu"), sebuah masakan yang berbahan dasar tahu dengan bumbu pedas yang terbuat dari gula jawa cair dan sayuran seperti kol dan kecambah.
  • Geblek : makanan yang terbuat dari tepung singkong yang dibentuk seperti cincin, digoreng gurih
  • Clorot : makanan terbuat dari tepung beras dan gula merah yang dimasak dalam pilinan daun kelapa yang masih muda (janur kuning). (Berasa dari kecamatan Grabag)
  • Rengginang : gorengan makanan yang terbuat dari ketan yang dimasak, berbentuk bulat, gepeng.
  • Lanting : makanan ini bahan dan bentuknya hampir sama dengan geblek, hanya saja ukurannya lebih kecil. Setelah digoreng lanting terasa lebih keras daripada geblek. Namun tetap terasa gurih dan renyah.
  • Kue Satu : Makanan ini terbuat dari tepung ketan, berbentuk kotak kecil berwarna krem, dan rasanya manis.
  • Kue Lompong : Berwarna hitam, dari gandum berisi kacang dan dibugkus dengan daun pisang yang telah mengering berwarna kecoklatan (klaras).
  • Tiwul punel: Terbuat dari gaplek ubi kayu
  • Krimpying : Makanan ini berbahan dasar singkong, seperti lanting tapi berukuran lebih besar dan lebih keras, berwarna krem, bentuknya bulat tidak seperti lanting yang umumnya berbentuk seperti angka delapan. Rasa makanan ini gurih.
  • cenil: makanan ini tebuat dari tepung ketela.
  • Awuggawug: terbuat dari tepung beras ketan yang berisi gula jawa rasanya manis.
  • Lapis: dari tepung beras ketan.

foto-foto di daerah purworejo

    Monumen Jenderal Ahmad Yani
    foto purworejo 3
    foto purworejo 2
    foto purworejo 1
    foto purworejo 4
    Patung WR Supratman
    foto purworejo 5
    Patung Arca Goa Seplawan,