Rabu, 28 Maret 2018

macam macam sulaman

Ada berbagai jenis sulaman yang dapat digunakan untuk menghias busana, baik sulaman yang dibuat menggunakan bantuan mesin maupun menggunakan tangan. Apalagi jika kita amati perkembangan mesin sulam saat ini. Dengan bantuan mesin sulam, komputer dan satu orang operator dapat dihasilkan kain yang disulam dalam jumlah banyak. Namun masih banyak jenis sulaman yang harus dikerjakan dengan tangan dan jenis sulaman ini dihargai dengan harga yang relatif tinggi. Ada banyak sulaman yang dibuat menggunakan tangan yang dijelaskan dalam banyak literatur.

Beberapa jenis sulaman yang dapat digunakan untuk menghias kain atau busana di antaranya yaitu:
a. Sulaman Fantasi
Sulaman fantasi sering juga disebut sulaman bebas karena sulaman ini di desain dengan memvariasikan tusuk hias dan warna benang pada bahan tenunan polos. Ragam hias yang digunakan untuk sulaman fantasi sering menggunakan ragam hias naturalis seperti bentuk bunga-bunga, binatang, buah-buahan dan lain-lain. 
Warna yang digunakan untuk sulaman fantasi lebih dari dua warna. Kombinasi warna dapat memakai kombinasi warna kontras atau komplement dan kombinasi warna harmonis seperti kombinasi warna analog dan kombinasi warna monolog. 
Untuk menghasilkan aksentuasi dapat dilakukan dengan teknik kontras baik kontras warna, kontras tusuk, atau kontras ukuran ragam hias. Penggunaan tusuk juga divariasikan lebih dari dua macam tusuk seperti tusuk pipih, tusuk tangkai, tusuk veston, dan tusuk kepala peniti. Untuk menghasilkan aksentuasi atau pusat perhatian seperti kontras tusuk , maka pilih tusuk hias yang kesannya menonjol dari tusuk yang lain seperti misalnya tusuk pipih karena semua permukaan ragam tertutup oleh tusuk atau tusuk palestrin karena permukaan tusuknya menonjol.
Pola hias yang digunakan untuk sulaman fantasi ini disesuaikan dengan penempatan sulaman pada desain strukturnya.
Adapun alat yang dibutuhkan adalah ram, gunting dan jarum tangan. Bahan yang digunakan adalah kain dengan tenunan rapat dan polos seperti tetoron, berkolin, poplin dan lain-lain. Benda yang dapat dihias antara lain blus, rok, gaun dan aneka lenan rumah tangga.
Cara mengerjakannya yaitu motif yang sudah di desain dipindahkan ke bahan. Motif dapat berupa bunga-bungaan atau bentuk-bentuk naturalis. Setelah itu ram di pasang di atas bahan yang akan di hias. Mulailah membuat bermacam-macam tusuk di atas bahan sesuai dengan motif yang direncanakan. Warna benang yang digunakan boleh dikombinasikan dan tidak lebih dari 3 warna karena akan membuat desain terlalu ramai atau tidak menarik, disamping itu kita juga dapat menggunakan beraneka tusuk hias. Dalam mengkombinasikan warna dan mengkombinasikan tusuk hias hendaklah diperhatikan kesatuan dari desain yang dibuat sehingga sulaman yang dihasilkan benar-benar dapat meningkatkan mutu dari kain yang kita hias.

b. Sulaman Hongkong
Sulaman hongkong yaitu sulaman yang dijahit dengan variasi tusuk pipih yang dijahitkan mengisi seluruh permukaan motif. Jahitan dibuat beberapa jajaran dengan menggunakan warna bertingkat.
Tusuk pipih dijahitkan bolak balik dengan ukuran yang tidak sama panjang atau disebut tusuk “long and short stitch” Setiap jajaran tusuk menggunakan kombinasi warna bertingkat. Warna bertingkat dapat dipilih warna value, warna shade, atau warna tint. Warna value yaitu tingkatan warna yang terjadi dari campuran warna hitam dan putih. 
Warna shade yaitu tingkatan warna yang terjadi karena campuran warna dengan warna hitam. Warna tint yaitu tingkatan warna yang terjadi karena pencampuran warna dengan warna putih.
Ragam hias yang digunakan untuk sulaman hongkong yaitu ragam hias naturalis atau ragam dekoratif berupa bunga-bunga dan daun-daun, atau hewan seperti burung-burung atau kupu-kupu dan sebagainya. Pola hiasan dapat menggunakan semua pola hias tergantung jenis ragam hias yang digunakan. Aksentuasi dapat dihasilkan dengan teknik kontras warna dan ukuran.
Alat yang dibutuhkan adalah ram dan jarum tangan.
Bahan yang dibutuhkan yaitu kain dengan tenunan polos dan benang sulam. Cara mengerjakannya yaitu : desain motif di pindahkan ke atas kain. Ram dipasang di atas kain yang bermotif. Mulailah menyulam dengan menggunakan tusuk long and short sticth. Tusuk ini dijahitkan dari bagian luar motif, tusuk rata pada bagian luar dan tidak sama panjang (panjang pendek) pada bagian dalam motif, dengan menggunakan warna bertingkat. Jika warna pada bagian luar motif warna yang lebih muda maka warna benang yang digunakan makin ke dalam motif makin tua. Lakukan sampai seluruh motif selesai dijahit. Rapikan sisa-sisa benang. Untuk bagian batang dapat digunakan tusuk lain seperti tusuk batang, tusuk tikam jejak dan lain-lain.

c. Sulaman Aplikasi
Sulaman aplikasi merupakan salah satu sulaman dengan teknik lekapan. Sulaman dengan teknik lekapan yaitu sulaman yang ragam hiasnya dibentuk dari bahan lain kemudian ditempelkan pada permukaan kain. Bahan tempelan untuk membentuk ragam hias dapat berupa kain, benang yang kasar, pita atau tali dan payet.
Lekapan ini bermacam-macam sesuai dengan bahan tempelan yang digunakan. Jenis sulaman ini yaitu s
ulaman aplikasi, sulaman inkrustasi, sulaman melekatkan benang atau tali, melekatkan payet dan quilting.
Aplikasi yaitu satu metode menghias kain dengan menjahitkan sepotong kain yang digunting pada permukaan kain. Ragam hias dibentuk dari kain lain atau pita dan ditempelkan dengan tusuk hias pada permukaan benda yang akan dihias. Bahan tempelan dapat digunakan bahan yang tidak bercorak atau dapat pula digunakan bahan yang bercorak atau bermotif. Tempelan dari bahan yang tidak bercorak disebut aplikasi Cina sedangkan tempelan dari bahan bercorak disebut aplikasi Persia.
Pada aplikasi persia kita tidak perlu mendesain ragam hiasnya karena kita hanya mengambil ragam hias yang sudah ada pada kain tersebut, kemudian disusun di atas permukaan kain dan ditempelkan dengan tusuk. Sedangkan pada aplikasi Cina ragam hias dibentuk dari kain yang tidak bercorak. Ragam hias dibentuk dari bahan polos yang digunting sesuai desain. Bahan tempelan sebaiknya diberi pengeras seperti fliselin agar tiras kain tidak mudah lepas. Warna kain tempelan dapat dikombinasikan sesuai dengan keinginan. Ragam hias untuk aplikasi ini umumnya menggunakan ragam hias dekoratif
yang distilasi dari ragam naturalis seperti bentuk bunga-bunga, pohon, pemandangan, bentuk binatang dan lain sebagainya. Ragam hias yang didesain diusahakan tidak mempunyai lengkungan yang terlalu tajam atau bentuk-bentuk yang terlalu lancip, karena akan menyulitkan dalam pekerjaan menyulam dan akan mempengaruhi hasil sulaman tersebut.
Warna ragam hias untuk aplikasi dapat menggunakan warna tunggal atau warna yang dikombinasikan. Untuk penggunaan warna tunggal dapat memilih warna yang senada atau warna bertingkat dengan warna benda yang akan dihias atau dapat pula menggunakan warna kontras dengan warna benda yang akan dihias. Sedangkan untuk ragam hias yang menggunakan kombinasi dua atau tiga warna juga dapat memakai kombinasi warna harmonis atau kombinasi warna kontras.
Tusuk hias yang dipakai untuk menempelkan ragam hias pada permukaan kain dapat dipakai tusuk veston atau tusuk klim tergantung pada ketebalan bahan tempelan. Untuk bahan yang tipis digunakan tusuk klim sedangkan untuk bahan yang tebal digunakan  tusuk veston. Untuk menambahkan hiasan pada tempelan dapat digunakan tusuk pipih atau tusuk batang.
Pola hiasan untuk aplikasi tergantung pada ragam yang digunakan misalnya ragam hias pemandangan alam akan menggunakan pola hiasan bebas, apabila menggunakan ragam bunga-bunga dan lainnya dapat menggunakan semua pola hiasan yang disesuaikan dengan penempatannya pada desain struktur.
Adapun alat yang dibutuhkan untuk sulaman aplikasi adalah ram dan jarum tangan. Bahan yang digunakan yaitu kain yang akan di hias berupa tenunan polos, bahan tempelan sesuai dengan jenis aplikasi yang diinginkan apakah aplikasi cina atau aplikasi persia, benang jahit dan benang sulam.
Cara mengerjakannya yaitu motif yang sudah ada dipindahkan ke kain yang akan di hias. Kemudian bahan tempelan di tempel ke bahan dan dijelujur agar tidak bergeser. Pasanglah ram di atas bahan yang sudah ditempel tersebut kemudian mulailah membuat tusuk feston pada bagian pinggir tempelan sehingga bahan lekapan ini menyatu dengan kain. 

d. Sulaman Melekatkan Benang
Melekatkan benang yaitu sulaman yang ragam hiasnya dibentuk dari benang sulam yang kasar yang ditempelkan secara kontinue atau terus menerus tidak terputus-putus pada permukaan kain dengan tusuk hias. Benang dibentuk menjadi ragam hias pada permukaan kain dan dijahitkan dengan tusuk balut atau silang.
Desain melekatkan benang ini ada dua jenis yaitu pertama desain pinggiran yaitu benang hanya ditempelkan pada pinggiran luar ragam hias dan yang kedua benang ditempelkan pada seluruh permukaan ragam hias. Ragam hias melekatkan benang hanya menggunakan ragam hias geometris berbentuk garis-garis lengkung. Desain ragam hias hendaklah tidak mempunyai lengkungan yang terlalu kecil atau terlalu lancip karena akan menyulitkan dalam pekerjaan menyulam dan akan mempengaruhi hasil sulaman tersebut.
Warna benang untuk tempelan atau ragam hias menggunakan warna tunggal yang harmonis atau kontras dengan kain yang akan dihias. Tetapi warna benang untuk tusuk balut atau tusuk silang sebaiknya menggunakan warna kontras dengan warna benang tempelan.
Untuk menghasilkan aksentuasi ragam hias dapat dilakukan dengan teknik kontras ukuran dimana pada bagian yang merupakan aksentuasi ukuran ragamnya dibuat lebih besar dari ukuran ragam yang lain. Sulaman ini dapat menggunakan seluruh pola hias kecuali pola serak. Karena untuk sulaman ini benang diatur tidak terputusputus.
Adapun alat yang digunakan untuk membuat sulaman melekatkan benang ini yaitu ram, gunting dan jarum tangan. Bahan yang digunakan yaitu bahan yang akan di hias, benang kasar yang akan menjadi lekapan dan benang sulam untuk tusuk hiasnya.
Cara membuat sulaman melekatkan benang ini yaitu terlebih dahulu motif dipindahkan ke atas bahan dan pasang ram. Benang lekapan di tempelkan ke atas bahan menggunakan tusuk hias. Tusuk hias yang di gunakan dapat di pilih salah satu apakah tusuk balut atau tusuk silang. Jarak tusuk ini sebaiknya tidak terlalu jarang atau tidak lebih dari 0,5 cm. Aturlah benang yang dilekapkan sampai seluruh motif selesai. Rapikan sisa-sisa benang.

e. Terawang Hardanger
Terawang yaitu ragam hias yang dibentuk dari ragam yang mempunyai lobang-lobang berbentuk geometris. Terawang ini ada macam-macam yaitu terawang hardanger, terawang inggris, terawang richeliu, terawang putih, terawang fillet dan terawang persia.
Terawang hardanger adalah terawang dengan ragam hias geometris berbentuk empat persegi dan bentuk lobang-kobangnya juga berbentuk empat persegi. Pada bagian lobang dihiasi dengan trens atau rentangan benang dan dapat juga dihias dengan teknik sisipan atau pada rentangan benang disisip dengan benang.
Tusuk yang digunakan untuk terawang hardanger ini ada dua macam yaitu tusuk pipih dan tusuk jelujur yang dijahit bolak-balik pada pinggira lobang. Warna ragam hias untuk terawang hardanger ini menggunakan warna tunggal yaitu warna yang senada atau warna yang harmonis dengan warna kain yang akan dihias. Untuk menghasilkan aksentuasi pada ragam hias dapat dilakukan dengan teknik kontras ukuran ragam hias atau kontras ukuran lobang ragam hias. Pola hias untuk terawang hardanger dapat menggunakan pola hias pinggiran berdiri atau pinggiran bergantung dan pola hiasan mengisi bidang-bidang segi empat, bidang segi tiga dan bidang belah ketupat karena untuk pola-pola lain sukar membentuknya.
Alat yang digunakan untuk membuat terawang hardanger ini yaitu ram, jarum tangan, gunting dan pisau silet. Adapun bahan yang digunakan yaitu bahan dengan tenunan polos, benang sulam yang sewarna atau setingkat lebih tua atau lebih muda dengan bahan.
Cara mengerjakan terawang hardanger ini yaitu terlebih dahulu pindahkan motif pada bahan. Hal yang perlu diingat dalam mengerjakan terawang ini adalah arah motif mengikuti serat benang pada bahan atau kain. Buangkah bagian bahan yang akan dilobangi menggunakan pisau silet. Bagian pinggir lobang hendaknya di jelujur terlebih dahulu sebelum di lobangi sehingga pinggir lobang tidak bertiras. Setelah selesai melobangi barulah dilakukan menjahitkan tusuk pipih pada motif atau pada sekeliling tepi lobang. Setelah selesai menjahitkan tusuk pipih atau tusuk balut ini baru dilakukan membuat rentangan benang (trens) pada bagian tengah lobang dengan cara menyilangkan benang pada bagian lobang. Lakukan hingga seluruh motif selesai dihias. Rapikan sisa-sisa benang.

f. Terawang Inggris
Terawang Inggris yaitu ragam hias yang dibentuk dari ragam yang mempunyai lobang-lobang berbentuk geometris bundaran-bundaran atau bentuk oval yang terjadi karena kainnya ditoreh atau digunting.
Tusuk yang digunakan untuk terawang inggris ini yaitu tusuk balut sehingga kain guntingnya tergulung dan lobang-lobang yang terjadi tidak berbulu. Warna ragam hias untuk terawang Inggris ini menggunakan warna tunggal yaitu warna yang senada atau warna yang harmonis dengan warna kain yang akan dihias. Untuk menghasilkan aksentuasi ragam hias dapat dilakukan dengan teknik kontras ukuran dari ragam hias atau kontras ukuran dari lobanglobang ragam hias.
Pola hiasan untuk terawang inggris dapat menggunakan semua pola hias mulai dari pola hias tabur, pola hias pinggiran, pola hias mengisi bidang atau pola hias bebas, karena ragamnya kecil-kecil dan dapat diatur sesuai keinginan para perancang.
Alat yang digunakan untuk membuat terawang Inggris adalah ram, jarum jahit, gunting dan pisau silet. Bahan yang digunakan dapat menggunakan kain dengan tenunan polos, benang sulam dan benang jahit.
Cara mengerjakannya yaitu terlebih dahulu motif dipindahkan ke kain sesuai dengan penempatannya pada busana. Jelujur sekeliling motif yang akan dilobangi kemudian toreh atau lobangi. Jelujur ini berfungsi untuk tusuk penahan agar lobang tidak bertiras. Setelah selesai dilobangi barulah dilanjutkan dengan membuat tusuk balut pada sekeliling lobang. Selesaikan bagian batang dengan menggunakan tusuk batang atau tusuk tikam jejak. Rapikan sisa-sisa benang.

Masih banyak lagi jenis sulaman yang dapat digunakan untuk menghias busana dan lenan rumah tangga. Agar terampil dalam mendesain hiasan untuk busana terutama dengan teknik sulaman tangan diperlukan latihan yang banyak dan dilakukan secara kontinue.
_______________________

macam macam sulaman

Ada berbagai jenis sulaman yang dapat digunakan untuk menghias busana, baik sulaman yang dibuat menggunakan bantuan mesin maupun menggunakan tangan. Apalagi jika kita amati perkembangan mesin sulam saat ini. Dengan bantuan mesin sulam, komputer dan satu orang operator dapat dihasilkan kain yang disulam dalam jumlah banyak. Namun masih banyak jenis sulaman yang harus dikerjakan dengan tangan dan jenis sulaman ini dihargai dengan harga yang relatif tinggi. Ada banyak sulaman yang dibuat menggunakan tangan yang dijelaskan dalam banyak literatur.

Beberapa jenis sulaman yang dapat digunakan untuk menghias kain atau busana di antaranya yaitu:
a. Sulaman Fantasi
Sulaman fantasi sering juga disebut sulaman bebas karena sulaman ini di desain dengan memvariasikan tusuk hias dan warna benang pada bahan tenunan polos. Ragam hias yang digunakan untuk sulaman fantasi sering menggunakan ragam hias naturalis seperti bentuk bunga-bunga, binatang, buah-buahan dan lain-lain. 
Warna yang digunakan untuk sulaman fantasi lebih dari dua warna. Kombinasi warna dapat memakai kombinasi warna kontras atau komplement dan kombinasi warna harmonis seperti kombinasi warna analog dan kombinasi warna monolog. 
Untuk menghasilkan aksentuasi dapat dilakukan dengan teknik kontras baik kontras warna, kontras tusuk, atau kontras ukuran ragam hias. Penggunaan tusuk juga divariasikan lebih dari dua macam tusuk seperti tusuk pipih, tusuk tangkai, tusuk veston, dan tusuk kepala peniti. Untuk menghasilkan aksentuasi atau pusat perhatian seperti kontras tusuk , maka pilih tusuk hias yang kesannya menonjol dari tusuk yang lain seperti misalnya tusuk pipih karena semua permukaan ragam tertutup oleh tusuk atau tusuk palestrin karena permukaan tusuknya menonjol.
Pola hias yang digunakan untuk sulaman fantasi ini disesuaikan dengan penempatan sulaman pada desain strukturnya.
Adapun alat yang dibutuhkan adalah ram, gunting dan jarum tangan. Bahan yang digunakan adalah kain dengan tenunan rapat dan polos seperti tetoron, berkolin, poplin dan lain-lain. Benda yang dapat dihias antara lain blus, rok, gaun dan aneka lenan rumah tangga.
Cara mengerjakannya yaitu motif yang sudah di desain dipindahkan ke bahan. Motif dapat berupa bunga-bungaan atau bentuk-bentuk naturalis. Setelah itu ram di pasang di atas bahan yang akan di hias. Mulailah membuat bermacam-macam tusuk di atas bahan sesuai dengan motif yang direncanakan. Warna benang yang digunakan boleh dikombinasikan dan tidak lebih dari 3 warna karena akan membuat desain terlalu ramai atau tidak menarik, disamping itu kita juga dapat menggunakan beraneka tusuk hias. Dalam mengkombinasikan warna dan mengkombinasikan tusuk hias hendaklah diperhatikan kesatuan dari desain yang dibuat sehingga sulaman yang dihasilkan benar-benar dapat meningkatkan mutu dari kain yang kita hias.

b. Sulaman Hongkong
Sulaman hongkong yaitu sulaman yang dijahit dengan variasi tusuk pipih yang dijahitkan mengisi seluruh permukaan motif. Jahitan dibuat beberapa jajaran dengan menggunakan warna bertingkat.
Tusuk pipih dijahitkan bolak balik dengan ukuran yang tidak sama panjang atau disebut tusuk “long and short stitch” Setiap jajaran tusuk menggunakan kombinasi warna bertingkat. Warna bertingkat dapat dipilih warna value, warna shade, atau warna tint. Warna value yaitu tingkatan warna yang terjadi dari campuran warna hitam dan putih. 
Warna shade yaitu tingkatan warna yang terjadi karena campuran warna dengan warna hitam. Warna tint yaitu tingkatan warna yang terjadi karena pencampuran warna dengan warna putih.
Ragam hias yang digunakan untuk sulaman hongkong yaitu ragam hias naturalis atau ragam dekoratif berupa bunga-bunga dan daun-daun, atau hewan seperti burung-burung atau kupu-kupu dan sebagainya. Pola hiasan dapat menggunakan semua pola hias tergantung jenis ragam hias yang digunakan. Aksentuasi dapat dihasilkan dengan teknik kontras warna dan ukuran.
Alat yang dibutuhkan adalah ram dan jarum tangan.
Bahan yang dibutuhkan yaitu kain dengan tenunan polos dan benang sulam. Cara mengerjakannya yaitu : desain motif di pindahkan ke atas kain. Ram dipasang di atas kain yang bermotif. Mulailah menyulam dengan menggunakan tusuk long and short sticth. Tusuk ini dijahitkan dari bagian luar motif, tusuk rata pada bagian luar dan tidak sama panjang (panjang pendek) pada bagian dalam motif, dengan menggunakan warna bertingkat. Jika warna pada bagian luar motif warna yang lebih muda maka warna benang yang digunakan makin ke dalam motif makin tua. Lakukan sampai seluruh motif selesai dijahit. Rapikan sisa-sisa benang. Untuk bagian batang dapat digunakan tusuk lain seperti tusuk batang, tusuk tikam jejak dan lain-lain.

c. Sulaman Aplikasi
Sulaman aplikasi merupakan salah satu sulaman dengan teknik lekapan. Sulaman dengan teknik lekapan yaitu sulaman yang ragam hiasnya dibentuk dari bahan lain kemudian ditempelkan pada permukaan kain. Bahan tempelan untuk membentuk ragam hias dapat berupa kain, benang yang kasar, pita atau tali dan payet.
Lekapan ini bermacam-macam sesuai dengan bahan tempelan yang digunakan. Jenis sulaman ini yaitu s
ulaman aplikasi, sulaman inkrustasi, sulaman melekatkan benang atau tali, melekatkan payet dan quilting.
Aplikasi yaitu satu metode menghias kain dengan menjahitkan sepotong kain yang digunting pada permukaan kain. Ragam hias dibentuk dari kain lain atau pita dan ditempelkan dengan tusuk hias pada permukaan benda yang akan dihias. Bahan tempelan dapat digunakan bahan yang tidak bercorak atau dapat pula digunakan bahan yang bercorak atau bermotif. Tempelan dari bahan yang tidak bercorak disebut aplikasi Cina sedangkan tempelan dari bahan bercorak disebut aplikasi Persia.
Pada aplikasi persia kita tidak perlu mendesain ragam hiasnya karena kita hanya mengambil ragam hias yang sudah ada pada kain tersebut, kemudian disusun di atas permukaan kain dan ditempelkan dengan tusuk. Sedangkan pada aplikasi Cina ragam hias dibentuk dari kain yang tidak bercorak. Ragam hias dibentuk dari bahan polos yang digunting sesuai desain. Bahan tempelan sebaiknya diberi pengeras seperti fliselin agar tiras kain tidak mudah lepas. Warna kain tempelan dapat dikombinasikan sesuai dengan keinginan. Ragam hias untuk aplikasi ini umumnya menggunakan ragam hias dekoratif
yang distilasi dari ragam naturalis seperti bentuk bunga-bunga, pohon, pemandangan, bentuk binatang dan lain sebagainya. Ragam hias yang didesain diusahakan tidak mempunyai lengkungan yang terlalu tajam atau bentuk-bentuk yang terlalu lancip, karena akan menyulitkan dalam pekerjaan menyulam dan akan mempengaruhi hasil sulaman tersebut.
Warna ragam hias untuk aplikasi dapat menggunakan warna tunggal atau warna yang dikombinasikan. Untuk penggunaan warna tunggal dapat memilih warna yang senada atau warna bertingkat dengan warna benda yang akan dihias atau dapat pula menggunakan warna kontras dengan warna benda yang akan dihias. Sedangkan untuk ragam hias yang menggunakan kombinasi dua atau tiga warna juga dapat memakai kombinasi warna harmonis atau kombinasi warna kontras.
Tusuk hias yang dipakai untuk menempelkan ragam hias pada permukaan kain dapat dipakai tusuk veston atau tusuk klim tergantung pada ketebalan bahan tempelan. Untuk bahan yang tipis digunakan tusuk klim sedangkan untuk bahan yang tebal digunakan  tusuk veston. Untuk menambahkan hiasan pada tempelan dapat digunakan tusuk pipih atau tusuk batang.
Pola hiasan untuk aplikasi tergantung pada ragam yang digunakan misalnya ragam hias pemandangan alam akan menggunakan pola hiasan bebas, apabila menggunakan ragam bunga-bunga dan lainnya dapat menggunakan semua pola hiasan yang disesuaikan dengan penempatannya pada desain struktur.
Adapun alat yang dibutuhkan untuk sulaman aplikasi adalah ram dan jarum tangan. Bahan yang digunakan yaitu kain yang akan di hias berupa tenunan polos, bahan tempelan sesuai dengan jenis aplikasi yang diinginkan apakah aplikasi cina atau aplikasi persia, benang jahit dan benang sulam.
Cara mengerjakannya yaitu motif yang sudah ada dipindahkan ke kain yang akan di hias. Kemudian bahan tempelan di tempel ke bahan dan dijelujur agar tidak bergeser. Pasanglah ram di atas bahan yang sudah ditempel tersebut kemudian mulailah membuat tusuk feston pada bagian pinggir tempelan sehingga bahan lekapan ini menyatu dengan kain. 

d. Sulaman Melekatkan Benang
Melekatkan benang yaitu sulaman yang ragam hiasnya dibentuk dari benang sulam yang kasar yang ditempelkan secara kontinue atau terus menerus tidak terputus-putus pada permukaan kain dengan tusuk hias. Benang dibentuk menjadi ragam hias pada permukaan kain dan dijahitkan dengan tusuk balut atau silang.
Desain melekatkan benang ini ada dua jenis yaitu pertama desain pinggiran yaitu benang hanya ditempelkan pada pinggiran luar ragam hias dan yang kedua benang ditempelkan pada seluruh permukaan ragam hias. Ragam hias melekatkan benang hanya menggunakan ragam hias geometris berbentuk garis-garis lengkung. Desain ragam hias hendaklah tidak mempunyai lengkungan yang terlalu kecil atau terlalu lancip karena akan menyulitkan dalam pekerjaan menyulam dan akan mempengaruhi hasil sulaman tersebut.
Warna benang untuk tempelan atau ragam hias menggunakan warna tunggal yang harmonis atau kontras dengan kain yang akan dihias. Tetapi warna benang untuk tusuk balut atau tusuk silang sebaiknya menggunakan warna kontras dengan warna benang tempelan.
Untuk menghasilkan aksentuasi ragam hias dapat dilakukan dengan teknik kontras ukuran dimana pada bagian yang merupakan aksentuasi ukuran ragamnya dibuat lebih besar dari ukuran ragam yang lain. Sulaman ini dapat menggunakan seluruh pola hias kecuali pola serak. Karena untuk sulaman ini benang diatur tidak terputusputus.
Adapun alat yang digunakan untuk membuat sulaman melekatkan benang ini yaitu ram, gunting dan jarum tangan. Bahan yang digunakan yaitu bahan yang akan di hias, benang kasar yang akan menjadi lekapan dan benang sulam untuk tusuk hiasnya.
Cara membuat sulaman melekatkan benang ini yaitu terlebih dahulu motif dipindahkan ke atas bahan dan pasang ram. Benang lekapan di tempelkan ke atas bahan menggunakan tusuk hias. Tusuk hias yang di gunakan dapat di pilih salah satu apakah tusuk balut atau tusuk silang. Jarak tusuk ini sebaiknya tidak terlalu jarang atau tidak lebih dari 0,5 cm. Aturlah benang yang dilekapkan sampai seluruh motif selesai. Rapikan sisa-sisa benang.

e. Terawang Hardanger
Terawang yaitu ragam hias yang dibentuk dari ragam yang mempunyai lobang-lobang berbentuk geometris. Terawang ini ada macam-macam yaitu terawang hardanger, terawang inggris, terawang richeliu, terawang putih, terawang fillet dan terawang persia.
Terawang hardanger adalah terawang dengan ragam hias geometris berbentuk empat persegi dan bentuk lobang-kobangnya juga berbentuk empat persegi. Pada bagian lobang dihiasi dengan trens atau rentangan benang dan dapat juga dihias dengan teknik sisipan atau pada rentangan benang disisip dengan benang.
Tusuk yang digunakan untuk terawang hardanger ini ada dua macam yaitu tusuk pipih dan tusuk jelujur yang dijahit bolak-balik pada pinggira lobang. Warna ragam hias untuk terawang hardanger ini menggunakan warna tunggal yaitu warna yang senada atau warna yang harmonis dengan warna kain yang akan dihias. Untuk menghasilkan aksentuasi pada ragam hias dapat dilakukan dengan teknik kontras ukuran ragam hias atau kontras ukuran lobang ragam hias. Pola hias untuk terawang hardanger dapat menggunakan pola hias pinggiran berdiri atau pinggiran bergantung dan pola hiasan mengisi bidang-bidang segi empat, bidang segi tiga dan bidang belah ketupat karena untuk pola-pola lain sukar membentuknya.
Alat yang digunakan untuk membuat terawang hardanger ini yaitu ram, jarum tangan, gunting dan pisau silet. Adapun bahan yang digunakan yaitu bahan dengan tenunan polos, benang sulam yang sewarna atau setingkat lebih tua atau lebih muda dengan bahan.
Cara mengerjakan terawang hardanger ini yaitu terlebih dahulu pindahkan motif pada bahan. Hal yang perlu diingat dalam mengerjakan terawang ini adalah arah motif mengikuti serat benang pada bahan atau kain. Buangkah bagian bahan yang akan dilobangi menggunakan pisau silet. Bagian pinggir lobang hendaknya di jelujur terlebih dahulu sebelum di lobangi sehingga pinggir lobang tidak bertiras. Setelah selesai melobangi barulah dilakukan menjahitkan tusuk pipih pada motif atau pada sekeliling tepi lobang. Setelah selesai menjahitkan tusuk pipih atau tusuk balut ini baru dilakukan membuat rentangan benang (trens) pada bagian tengah lobang dengan cara menyilangkan benang pada bagian lobang. Lakukan hingga seluruh motif selesai dihias. Rapikan sisa-sisa benang.

f. Terawang Inggris
Terawang Inggris yaitu ragam hias yang dibentuk dari ragam yang mempunyai lobang-lobang berbentuk geometris bundaran-bundaran atau bentuk oval yang terjadi karena kainnya ditoreh atau digunting.
Tusuk yang digunakan untuk terawang inggris ini yaitu tusuk balut sehingga kain guntingnya tergulung dan lobang-lobang yang terjadi tidak berbulu. Warna ragam hias untuk terawang Inggris ini menggunakan warna tunggal yaitu warna yang senada atau warna yang harmonis dengan warna kain yang akan dihias. Untuk menghasilkan aksentuasi ragam hias dapat dilakukan dengan teknik kontras ukuran dari ragam hias atau kontras ukuran dari lobanglobang ragam hias.
Pola hiasan untuk terawang inggris dapat menggunakan semua pola hias mulai dari pola hias tabur, pola hias pinggiran, pola hias mengisi bidang atau pola hias bebas, karena ragamnya kecil-kecil dan dapat diatur sesuai keinginan para perancang.
Alat yang digunakan untuk membuat terawang Inggris adalah ram, jarum jahit, gunting dan pisau silet. Bahan yang digunakan dapat menggunakan kain dengan tenunan polos, benang sulam dan benang jahit.
Cara mengerjakannya yaitu terlebih dahulu motif dipindahkan ke kain sesuai dengan penempatannya pada busana. Jelujur sekeliling motif yang akan dilobangi kemudian toreh atau lobangi. Jelujur ini berfungsi untuk tusuk penahan agar lobang tidak bertiras. Setelah selesai dilobangi barulah dilanjutkan dengan membuat tusuk balut pada sekeliling lobang. Selesaikan bagian batang dengan menggunakan tusuk batang atau tusuk tikam jejak. Rapikan sisa-sisa benang.

Masih banyak lagi jenis sulaman yang dapat digunakan untuk menghias busana dan lenan rumah tangga. Agar terampil dalam mendesain hiasan untuk busana terutama dengan teknik sulaman tangan diperlukan latihan yang banyak dan dilakukan secara kontinue.
_______________________

Senin, 08 Januari 2018

14 Tips Mendaki Gunung Untuk Pemula

14 Tips Mendaki Gunung Untuk Pemula


















Jika ada orang yang bilang “kamu harus naik gunung, minimal sekali seumur hidup”, apakah kamu setuju?. Entah setuju atau tidak, mendaki gunung itu memang menyenangkan.
Melihat alam dari dekat akan menjadi sebuah pengalaman yang tak terlupakan. Bahkan, mereka yang sudah sering naik gunung saja tetap merasa kagum dengan keajaiban-keajaiban yang mereka temui saat mendaki.
Mendaki gunung juga sering memberikan pengalaman spiritural. Banyaknya “hal ajaib” yang kita temui selama mendaki akan membuat kita semakin sadar atas kuasaNya yang tak terbatas.
Pernyataan di atas mungkin banyak benarnya. Di sepanjang umur kita, setidaknya kita harus mendaki gunung, meski hanya sekali. Sekedar untuk tahu bahwa bumi ini memang luas dan indah. Sekedar untuk membuka mata bahwa bumi ini tak sebatas layar LCD.
Nah, kalau kamu belum pernah mendaki dan punya rencana untuk mendaki, beberapa tips berikut ini mungkin akan berguna supaya pengalaman pertamamu mendaki gunung menjadi semakin lancar dan menyenangkan.

1. Cari gunung yang tidak terlalu tinggi

Pada kenyataannya, banyak pendaki pemula (yang baru pertama kali mendaki) yang langsung mendaki gunung dengan ketinggian lebih dari 3.000 mdpl. Semeru, Merapi, bahkan Slamet. Namun, hal ini kurang disarankan mengingat mendaki gunung bukanlah perjalanan biasa. Apalagi kalau dalam pendakian tidak ada teman yang berpengalaman. Mereka yang langsung “tancap gas” seperti itu biasanya diajak oleh teman yang sudah lebih dulu punya banyak pengalaman mendaki.
So, akan lebih baik kalau kamu mencari referensi gunung yang tidak terlalu tinggi untuk pendakian pertama. Banyak kok gunung-gunung yang tingginya tidak sampai 3.000 mdpl dengan jalur pendakian yang relatif mudah, namun memiliki pemandangan yang tak kalah keren. Gunung Prau, misalnya. Gunung sejuta umat ini merupakan salah satu gunung terbaik untuk pendaki pemula. Ada juga Gunung Penanggungan di Jawa Timur yang tingginya hanya 1.653 mdpl namun memiliki pemandangan yang memukau.

Baca juga: 9 Gunung Dengan Ketinggian Kurang Dari 2.500 MDPL Yang Friendly Untuk Pendaki Pemula

2. Pelajari dulu gunung yang hendak didaki

Setelah memutuskan untuk mendaki salah satu gunung, langkah berikutnya adalah mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang gunung yang bersangkutan. Di internet, banyak sekali pendaki yang menuliskan pengalaman mereka di blog pribadi dan kamu bisa membacanya untuk mendapatkan informasi yang lebih detail.
Beberapa hal yang cukup penting untuk diperhatikan adalah perihal kondisi jalur pendakian, ketersediaan sumber air, serta perijinan. Beberapa gunung mewajibkan pendaki untuk melakukan booking terlebih dulu. Ada juga yang mewajibkan pendaki untuk memiliki kartu keterangan sehat dari dokter. Tak perlu pusing. Selama persiapakan kita cukup, semua pasti bisa diatasi.

3. Pilih jalur yang paling umum saja

Sebagian besar gunung memiliki jalur pendakian lebih dari satu. Untuk amannya, pilihlah jalur yang paling umum karna jalurnya akan lebih jelas sehingga kemungkinan tersesat lebih kecil. Jangan main-main ketika memilih jalur pendakian. Kecuali kalau kamu ditemani oleh pendaki berpengalaman yang sudah mendaki melalui jalur yang sama. Ingat, mendaki gunung berarti kita akan berjalan di hutan belantara. Jika sampai tersesat, resikonya akan sangat tinggi kalau kita tidak punya pengetahuan dasar tentang survival. So, safety can be fun.

4. Mendakilah saat weekend

Ada hal baik dan hal buruk jika mendaki gunung di akhir pekan. Hal baiknya, jalur pendakian akan cenderung ramai sehingga kita tak perlu terlalu khawatir akan tersesat atau semacamnya. Jika ada masalah, kita juga akan lebih mudah meminta pertolongan. Hal buruknya, kita akan kehilangan “feel” mendaki.
Untuk pemula, sangat disarankan untuk mendaki saat akhir pekan saja supaya resikonya lebih kecil. Ramai sedikit tidak masalah. Toh ramainya gunung ya paling segitu. Kita tetap akan dapat tempat untuk mendirikan tenda. Dijamin. Lagipula, semakin banyak orang yang kita temui saat mendaki, akan semakin besar peluang kita untuk mendapatkan teman baru. Iya, kan?

5. Hilangkanlah gengsi

Hilangkan gengi atau mati. Terlalu sadis yak?
Tapi memang benar. Kadang-kadang kita suka gengsi untuk mengakui kalau kita sudah lelah sehingga menolak untuk break. Padahal, kalau terus dipaksakan, resikonya bisa tinggi. Ingat kembali, mendaki gunung bukanlah perjalanan biasa. Kalau kita memang merasa lelah, bilanglah pada rombongan untuk minta break sejenak. Jangan sok kuat. Bahkan kalau di dalam rombongan ada gebetan atau orang yang sedang kita taksir.

6. Ikutlah ajakan teman yang lebih berpengalaman

Jika ada temanmu yang hobinya naik gunung lalu dia mengajakmu untuk mendaki, pikirkan dua kali untuk menolak. Mendaki bersama orang-orang semacam ini akan membuat pengalaman mendaki kita menjadi lebih asik. Biasanya, mereka punya skill untuk memasak nasi serta lauk-pauknya sehingga kamu tak perlu mengkonsumsi mie instan terus-menerus saat gunung. Mereka biasanya juga lebih memaklumi kondisi fisik kita. Lagipula, kalau mendaki bersama sahabat sendiri, rasanya lebih enjoy. Kita tak perlu jaim. Mau ngapain aja bebas.

7. Olahraga kecil-kecilan

Kalau kamu jarang olahraga, mulailah untuk melakukannya jika ingin mendaki. Jogging bisa menjadi pilihan yang paling pas karna olahraga ini bisa melatih kekuatan kaki serta pengaturan nafas. Kekuatan kaki akan sangat menentukan sukses atau tidaknya sebuah pendakian. Selain itu, kita juga perlu mengatur nafas agar tidak ngos-ngosan.

8. Bawa makanan manis seperti gula, coklat atau madu

Di jalur pendakian, kemungkinan kamu akan menemukan banyak bungkus Madurasa serta Choki-choki yang dibuang sembarangan oleh “pendaki jahat”. Tanya kenapa?
Mereka mengkonsumsi makanan itu untuk mendapatkan kembali energi yang hilang. Yup, makanan manis memang sangat ampuh untuk mengembalikan stamina. Makanan manis merupakan sumber kalori yang mudah diproses oleh tubuh sehingga kita akan mendapatkan energi kita kembali dengan lebih cepat. Itulah sebabnya kita juga disarankan untuk berbuka puasa dengan makanan dan minuman yang manis.

9. Bawa peralatan lengkap, tapi tak perlu beli semua

andong_jump

Satu hal penting yang perlu kamu perhatikan saat mendaki gunung adalah: jangan pernah mengandalkan punya orang lain. Maksudnya, kamu harus bawa perlengkapan pribadi sendiri karna teman kita akan membutuhkannya sehingga akan riskan kalau kita meminjamnya. Contoh adalah senter (jika mendaki malam hari). Tentu kita harus memegang senter sendiri untuk penerangan. Sleebing bag juga. Benda ini merupakan pelindung kita dari hawa dingin di gunung, kita harus membawa sendiri dan jangan mengandalkan pinjaman dari teman sependakian.
Meski begitu, kamu tak perlu membeli semua peralatan jika memang kondisi keuangan belum memungkinkan. Selain bisa meminjam dari teman, kamu juga bisa menyewa di rental pendakian yang kini sudah semakin bejibun jumlahnya.

10. Sebisa mungkin untuk mengenakan kostum pendakian


Pakaian apa saja memang bisa kita kenakan untuk mendaki. Tak perlu harus mengenakan jaket gunung mahal, topi outdoor, kemeja flanel atapun outfit lain yang akan membuat kita terlihat pendaki banget. Tapi, kita memang disarankan untuk mengenakan pakaian yang memang cocok untuk kegiatan outdoor. Sebisa mungkin untuk tidak mengenakan jins karna selain sulit kering, jins juga akan membuat kita tak leluasa untuk bergerak.
Celana kargo sangat disarankan supaya kita bisa menggunakan kantong-kantongnya untuk menaruh benda-benda kecil atau bahkan snack yang akan sering kita ambil. Seperti Choki-choki, misalnya. Intinya, kenakan pakaian yang membuat kita leluasa untuk bergerak. Jangan lupa pula untuk membawa jaket untuk menghalau hawa dingin di gunung yang bisa datang sewaktu-waktu.

11. Bawa spidol dan kertas, jangan coret-coret batu

Oke, membuat tulisan di kertas saat di gunung memang sedikit alay dan sangat mainstream. Tapi, itu jauh lebih keren dan bermartabat ketimbang membuat tulisan vandal di batu!!!

12. Bawa uang lebih untuk beli merchandise

merbabu_awan

Hampir semua base camp pendakian di setiap gunung menjual berbagai macam merchandise yang bisa dibeli para pendaki. Mulai dari kaos, gantungan kunci, stiker hingga syal. Sebaiknya, bawah uang lebih supaya kamu bisa membeli beberapa merchandise tersebut untuk kenang-kenangan. Itung-itung membantu ekonomi warga lokal ðŸ™‚

13. Bawa kamera yang bagus

Banyak pemandangna keren yang akan kita dapatkan saat mendaki gunung: sunrise, padang sabana, milky way, eldeweis, serta pemandangan-pemandangan lain yang tak akan kita dapatkan saat di rumah, kantor atau kampus. Mau melewatkan momen itu begitu saja?
So, bawalah kamera yang bagus untuk mengabadikan momen-momen tersebut. Jangan sampai kita sudah capek-capek naik gunung tapi tidak punya apa-apa untuk dikenang. Dan foto adalah hal paling mudah untuk mengenang momen pendakian. Tak harus bawa kamera DSLR. Kamera smartphone saja sudah lebih cukup untuk sekedar mengabadikan momen. Namun, kalau tujuan kamu memang ingin mendapatkan foto untuk keperluan lain yang lebih komersial, ya sebaiknya bawa kamera DSLR.

14. Tuliskan pengalamanmu biar lebih memorable

Last but not least. Foto saja tidak cukup untuk mengenang perjalanan. Menuliskan kisah perjalanan kita saat mendaki gunung akan menjadi sesuatu yang “wow”. Apalagi kalau itu adalah pengalaman pertama. Akan banyak orang yang respect dan siapa tahu, tulisan kita akan menjadi inspirasi bagi mereka untuk melakukan hal yang sama. Melakukan hal yang akan membuat kita menjadi lebih mawas diri sebagai manusia. Karna pada dasarnya, mendaki gunung itu adalah perjalanan hati, bukan fisik.